
(ANTARA FOTO/OJT/Sigid Kurniawan)
BBM naik selalu meresahkan berbagai kalangan, baik dari kalangan atas maupun bawah. Santer terdengar sebulan lalu, beberapa pejabat tinggi berkata bahwa "BBM hanya dinikmati oleh orang mampu/ orang kaya, dsb." Bukankah itu kebohongan publik.
BBM dinikmati oleh semua orang, itu realita. Bayangkan, berapa besar kenaikan BBM yang hanya Rp 2000 bagi masyarakat Indonesia. Jika dinominalkan memang kecil. "Dua ribu, paling beli kerupuk." Kurang lebih Sarah Sehan pernah berkata seperti itu. Namun, kenaikan ini bisa berdampak pada semua sektor, termasuk bahan pangan dan transportasi.
Bagi pekerja, dampak kenaikan harga BBM bersubsidi akan langsung dirasakan. Seperti penurunan daya beli, peningkatan biaya sewa kontrakan, biaya transportasi, harga makanan dan sebagainya.
“Lebih dari 86 juta orang pengguna sepeda motor termasuk kaum buruh menggantungkan nasibnya dari subsidi harga BBM, jadi tidak benar kalau subsidi BBM hanya dinikmati oleh orang kaya saja,” kata Said. dikutip dari: http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20141118165353-92-12306/naiknya-harga-bbm-hanya-untungkan-pengusaha
Jika memang BBM dinikmati oleh orang kaya saja, bukankah kebijakan yang diambil adalah menaikan pajak-pajak barang mewah seperti mobil mewah yang memakai BBM, bukan menganjurkan mobil memakai pertamax. Ini dirasa lebih adil ketimbang menaikan harga BBM yang selalu membuat siapa saja mendecak frustasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar