Jumat, 30 Januari 2015

SALAH PAHAM Pemilik Jaminan Kesehatan Bagi Orang Miskin

Suka memakai jaminan kesehatan gratis yang sedang ngetren saat ini? Baca ini dulu yuk.

Sudah dua kali dalam tahun itu, Alm Bapak saya masuk rumah sakit. Perekonomian keluarga semakin memburuk karena memang saat itu Bapak sudah lebih dari satu tahun pensiun. Uang pensiunpun sudah menipis. Kamipun berfikir untuk membuat surat keterangan miskin karena jujur, penyakit bapak adalah penyakit yang perlu perawatan rutin yang menghabiskan uang juga tenaga sementara daya kami tidak ada. Hal ini pun didukung oleh seorang tetangga yang kebetulan ayahnya dirawat disana. Ia pun kemudian bercerita bagaimana pelayanan rumah sakit terhadap ayahnya. Dengan nada kesal dan setengah marah, ia berujar pelayanan rumah sakit yang buruk dan meminta uang yang cukup besar saat menebus obat. Ia pun tidak lupa menirukan caranya marah pada pihak rumah sakit yang meminta uang padanya saat menebus obat padahal ia sudah menunjukkan jaminan kesehatan untuk orang miskin dan mewanti-wanti agar nanti ibu saya tidak membayar sama sekali jika memakai jaminan sakti itu. Hati ibu saya semakin was-was. Mendengar hal itu, ia pun akhirnya mengurungkan niatnya membuat surat miskin. Akhirnya ia meminta pertolongan pada saudara. Untungnya mereka dengan ikhlas membantu.

Hari pun berlalu, penyakit Bapak bukalah penyakit yang masuk rumah sakit langsung sembuh. Butuh checkup setiap bulan dan minum obat setiap hari seumur hidupnya, itu kata dokter. Uang hasil pinjamanpun semakin berkurang. Lagi-lagi terlintas dipikiran untuk menggunakan jaminan kesehatan bagi orang miskin. Namun, perbedaan pun dirasakan. Pertama masalah pelayanan, resep dibawa sendiri. Itu bukanlah masalah bagi kami. Kedua, obat yang seharusnya diberikan dalam resep, tidak dicantumkan padahal obat itu adalah obat yang wajib diminum. Ibu saya pun bertanya dan akhirnya sang dokterpun menjelaskan dengan bangga (mungkin karena ibu saya kritis) bahwa obat itu tidak di subsidi oleh jaminan kesehatan bagi orang miskin yang ibu saya bawa. Akhirnya ibupun membelinya karena tidak ditanggung oleh jaminan kesehatan itu.

Hal ini pun ternyata terjadi pada tetangga saya yang baru saja melahirkan secara sesar. Awalnya ia memakai jaminan kesehatan semacam itu, yang sedang ngetren sekarang. Namun, bekas oprasi tidak kunjung sembuh. Ia pun dibawa kerumah sakit dikampungnya tanpa jaminan kesehatan alias bayar sendiri. Sang dokter pun marah mengira tetangga saya lalai menjaga kesehatan. Lalu diketahuilah akhirnya bahwa obat yag seharusnya diminum dan dioleskan tidak dimasukkan kedalam resep.

Dari kejadian diatas, bukan berarti saya menyuruh Anda untuk tidak menggunakan jaminan kesehatan bagi orang miskin (atau apalah namanya) tetapi yang perlu Anda lakukan adalah kritis bukannya marah-marah dan ingin menggratiskan semuanya seperti kasus ayah tetangga saya yang dirawat dirumah sakit. Jaminan sakti itu seperti jaminan kesehatan lainnya yang ada syarat dan ketentuannya. Mungkin karena banyaknya anggapan memakai jaminan kesehatan bagi orang miskin = gratis, membuat orangpun malas menjelaskannya. Kenapa malas, ia kalau 1 orang, jika yang menggunakan ada  puluhan orang setiap harinya, bisa berbusa mulutnya. Belum lagi jika orang itu tidak mau mengerti dan menerima hal itu dengan lapang dada, dokter dan rumah sakitlah yang menjadi pelampiasan.

So, apakah anda sudah tidak salahpaham lagi?

Selasa, 18 November 2014

BBM Bukan Untuk Orang Kaya

Naiknya Harga BBM Hanya Untungkan Pengusaha
(ANTARA FOTO/OJT/Sigid Kurniawan)

BBM naik selalu meresahkan berbagai kalangan, baik dari kalangan atas maupun bawah.  Santer terdengar sebulan lalu, beberapa pejabat tinggi berkata bahwa "BBM hanya dinikmati oleh orang mampu/ orang kaya, dsb." Bukankah itu kebohongan publik.

BBM dinikmati oleh semua orang, itu realita. Bayangkan, berapa besar kenaikan BBM yang hanya Rp 2000 bagi masyarakat Indonesia. Jika dinominalkan memang kecil. "Dua ribu, paling beli kerupuk." Kurang lebih Sarah Sehan pernah berkata seperti itu. Namun, kenaikan ini bisa berdampak pada semua sektor, termasuk bahan pangan dan transportasi.

Bagi pekerja, dampak kenaikan harga BBM bersubsidi akan langsung dirasakan. Seperti penurunan daya beli, peningkatan biaya sewa kontrakan, biaya transportasi, harga makanan dan sebagainya.
“Lebih dari 86 juta orang pengguna sepeda motor termasuk kaum buruh menggantungkan nasibnya dari subsidi harga BBM, jadi tidak benar kalau subsidi BBM hanya dinikmati oleh orang kaya saja,” kata Said. dikutip dari: http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20141118165353-92-12306/naiknya-harga-bbm-hanya-untungkan-pengusaha

Jika memang BBM dinikmati oleh orang kaya saja, bukankah kebijakan yang diambil adalah menaikan pajak-pajak barang mewah seperti mobil mewah yang memakai BBM, bukan menganjurkan mobil memakai pertamax. Ini dirasa lebih adil ketimbang menaikan harga BBM yang selalu membuat siapa saja mendecak frustasi.

Barefoot and Culture of Indonesia



Never be surprised if you go to Indonesia when you see how people like barefoot even in place of public services such as pictures taken in one of the health centers in the area of Jakarta. Barefoot has become a culture in Indonesia. This action shows modesty.


Footwear which was in front of the entrance of the health center.





Selasa, 04 November 2014

Berrybenka, Review Tempat Belanja Online Tanpa Takut Tertipu

Di zaman yang serba maju ini, apalagi di Jakarta, siapa sih yang nggak pernah belanja online? baik dari BBM, Instagram, sampai situs-situs online yang sudah mejeng iklannya di stasiun televisi.

Ini pertama kalinya ditahun ini, gw belanja online setelah vakum beberapa tahun silam. Saat itu lagi booming-nya online shop yang menampilkan wajah wajah oriental sebagai model mereka, macam girlband Korea, gitu. Sayangnya, barang yang diterima sangat-sangat mengecewakan.

Lalu, ketemulah dengan Berrybenka. Dari cara beriklan, mereka begitu gencar. Sampai-sampai disitus kumpulan lomba pun, mereka beriklan disana. Dari tampilan websitenya, Berrybenka dapat dikatakan eye catching and easy user. 

Ada sepatu cantik yang akhirnya gw pesan disana. Tentu ajah gw nggak langsung order. Gw liatin tuh foto sampai gw yakin sama ukuran, warna, dan harganya sesuai. Untungnya, Berrybenka ngirim voucer off 30%. Ajih gila, gw semakin ditarik buat belanja.

Sialnya, gw lupa buat masukin kode voucer. Dan disinilah gw ngerasain CS dari Berrybenka. Costumer Servisnya sangat cepat dalam menyelesaikan masalah. Mereka pun tanpa segan untuk telfon balik saat sambungan terputus karena pulsa gw yang habis. Hehehe...

Ini sepatu pesanan gw.

Mungkin terlihat sedikit murahan karena foto yang gw ambil dari hp gw yang jelek tetapi aslinya keren kok.


Nah, tibalah penantian barang untuk sampai ditangan gw.
Memang agak lama barang tiba, padahal lokasi sama-sama di Jakarta, karena mereka butuh 1 hari buat packing, 1 hari buat diantar ke jasa ekspedisi. Lalu, jasa ekspedisi butuh waktu  sekitar, 1-3 hari dan itu semua pada HARI KERJA. Jika ditotal paling lama butuh waktu 5 hari dan paling cepat 4 hari tiba di rumah. Barang gw tiba dirumah tepat di hari ke-4.

(Plus)belanja di Berrybenka:
Foto produk kemiripannya 100%, Pelayanan ramah, Bisa COD, Jaminan bisa Return (dibalikin) kalo tidak sesuai dengan gambar/rusak, Ada diskon buat yang order pertama kali dan diskon lainnya pada  hari tertentu. Packing? So so.

(Minus)belanja di Berrybenka
Gambar produk tidak dapat tampil di hp young gw, mungkin karena websitenya tidak mendukung untuk android dengan spesifikasi yang masih gingerbread atau sebelumnya..Perjalanan barang sampai tiba ditangan pembeli sangat lama, bila dibandingkan dengan toko online perorangan yang pernah saya beli, entah karena gw bayar di tempat (COD) atau bukan. Solusinya:
Solusi paling gampang sih, jangan beli barang dadakan yang dipakainya besok.

Kamis, 16 Oktober 2014

Tips Terlihat Cantik

Memang bener perkataan Deddy Cobuzier bahwa "Cantik Itu Relatif, Kalo Jelek Itu Mutlak."

Semua orang bohong jika bilang bahwa kecantikan itu dari Iner Beauty-nya! Semua bulshit! Coba gw tanya, jidat jenong kaya lapangan, cantik ngga? Gino, cantik ngga? Lagian siapa sih yang tau Iner Beauty seseorang dari pertama kali melihat?

"Cantik Itu Relatif, Kalo Jelek Itu Mutlak." Kalimat ini sebenarnya menggambarkan realita kehidupan bahwa Cantik tidak bisa di UKUR hanya saja ada beberapa yang dapat dikategorikan secara umum, bahwa sesuatu itu jelek.

Ada beberapa tips yang dapat membuat kita terlihat cantik;

  1. Sering-sering berkaca! Biar kata orang bilang narsis tetapi berkaca bisa membawa efek yang bagus loh. Rasa percaya diri dapat dibangun dari berkaca.
  2. Buatlah poin! Dimana bagian tubuh kamu yang terasa jelek? 
  3. Perbaiki kekurangan kamu! Semua orang suka yang cantik-cantik. Kalo merasa jidatnya kaya lapangan atau jerawatnya banyak, yah tutupin dong!
  4. Semua sudah kita lakukan. Tetapi kok, masih kaya gini? Nah, ini pembahasan yang cukup menarik. Poin inilah yang jarang disadari oleh kebanyakan orang. Sebenarnya kita mau cantik itu buat apa sih? 
Gw pernah nanya sama diri gw dikaca. Kenapa sih gw mau cantik?

Supaya Gw NGGAK DIDISKRIMINASI

Ini pengalaman hidup gw. Siang itu, saat gw baru kuliah, temen-temen ngajakin Karoke. Semuanya heboh, biasalah anak abg Ada dua orang, sebut saja Si Mawar dan Si Melati, merupakan dua abg yang paling cantik di angkatan gw. Para cowok, rebutan  buat nebengin Mawar sama Melati naik motornya. Gw sih cuek ajah, Asal nanti gw ditebengin entah sama siapa. Kebetulan mayoritas yang punya motor cuma anak cowo doang.

Awalnya nggak masalah, Salah satu dari mereka mau nebengin gw sampai ketempat karaoke yang ada di Rawamangun. Kemudian, petaka itu dimulai. Pulangnya, semua enggan nebengin gw.
Alasannya banyak! Mau itulah, inilah. Padahal gw juga tau diri kok. Sebagai orang yang nebeng, gw cuman mau nebeng sampe kampus, atau tempat dimana gw bisa nyari angkot yang gw kenal sampe gw bisa ke terminal di daerah rumah gw.

Gw udah ketar-ketir ajah, nggak bisa pulang. Seorang pun nggak berniat nawarin bantuan ataupun solusi sampai gw panik pun, para cowok cuek-cuek ajah. Akhirnya gw tanyain satu persatu cowo yang ikut karoke. Awalnya nggak ada yang ngaku kalau jalan rumahnya lewat kampus, tetapi semua berubah ketika Si Mawar tanya sama salah satu cowok yang rumahnya di Bekasi. Entah jampe-jampe apa yang dikasih oleh Mawar, Si Cowo  mau nebengin gw walaupun dengan wajah MADESUnya.

Saat itu gw berfikir. Apa sampe segitunya yah, wajah cantik mempengaruhi seseorang?

Gw dongkoooolll banget rasanya. Sakit hati banget! Mulailah gw browsing, pake cara apa biar gw cantik, tetapi gw sadar bahwa cantik itu relatif. Seberapa besar gw usaha, gw nggak bakalan kaya dia, Si Mawar dan Melati. Mungkin bisa, tetapi itu perlu masa yang lama. Akhirnya gw bertekat jadi orang yang baik. "Gw nggak cantik tetapi gw baik", itu bisa menjadi nilai lebih bagi gw.

Biar kata pepatah, Berbuat baiklah karena nanti kebaikan itu berakhir pada orang yang berbuat baik. Tetapi jika temen lo masih ajah begitu, bikin dongkol, JAGA JARAK! karena mereka adalah orang yang tidak tahu diri. Dari pada lo sakit hati.

Itu pesen gw!